Sabtu, 24 Mei 2014

Tata Cara 09



­­­Tanya Jawab Seputar Tata Cara 09

Pertanyaan :

Umat awam memimpin “Upacara Kebaktian Pembacaan Amitabha Sutra Berkesinambungan Selama Tiga Sesi”, umat awam ini masih memiliki keterikatan suami istri, apakah dengan demikian umat awam ini boleh memimpin upacara kebaktian ini? Apakah wanita juga boleh menjadi pemimpin upacara kebaktian ini?

Master Chin Kung Menjawab :

Di dalam sutra, Buddha tidak bilang bahwa orang yang masih memiliki keterikatan suami istri tidak boleh memimpin upacara kebaktian, juga tidak bilang bahwa wanita tidak boleh memimpin upacara kebaktian ini. “Mengandalkan Dharma dan bukan pada orangnya”, panduan kita adalah sutra Buddha.

Yang penting adalah orang yang memimpin upacara kebaktian ini, apakah memiliki jasa kebajikan atau tidak, yakni bagaimana ketrampilan melatih dirinya. Jika si pemimpin kebaktian ini tidak benar-benar melatih diri, berani mengadakan upacara kebaktian ini untuk melakukan pelimpahan jasa kepada makhluk halus, maka para makhluk halus takkan memperoleh manfaat.

Maka itu, kita harus menitikberatkan pada apakah si pemimpin upacara kebaktian ini, memiliki etika moral atau tidak, jika benar-benar memiliki pelatihan diri, maka tak peduli itu adalah kaum pria maupun wanita, umat awam atau anggota Sangha, juga boleh memimpin upacara kebaktian.

Upasaka Vimalakirti menampilkan diri dalam wujud Buddha umat berkeluarga, Beliau memiliki istri, mempunyai rumahtangga, ini menunjukkan pada kita bahwa umat berkeluarga juga bisa mencapai tingkatan Bodhisattva, juga dapat mencapai KeBuddhaan, dalam segala hal bebas tanpa rintangan.

Di dalam Sutra Intan dikatakan “tidak adanya pandangan tentang adanya aku, orang lain, makhluk lain dan kehidupan ini”, pandangan adalah niat pikiran, pemahaman, niat pikiran tidak ada, tiada kemunculan.

Maka itu harus melepaskan semua kemelekatan, segala kondisi yang berpapasan dengan enam landasan indria, mengetahuinya sebagai khayalan belaka, seperti kata sesepuh “Eksistensi yang menakjubkan bukanlah ada, kekosongan sejati bukanlah kosong”, yakni hati harus suci tak ternoda, tiada kekotoran batin, kemelekatan dan perbedaan, barulah anda dapat memperoleh kesucian hati.

Saat kemelekatan tidak ada sedikitpun, barulah dapat memasuki kondisi batin orang suci, barulah dapat menemukan kembali jiwa sejati kita. Maka itu diri sendiri sempurna akan ketulusan, kesucian, keseimbangan batin, pencerahan sejati, maitri karuna, barulah dapat menjadi seorang pemimpin “Upacara Kebaktian Pembacaan Amitabha Sutra Berkesinambungan Selama Tiga Sesi”, para makhluk halus pasti dapat memperoleh manfaat.

  

問:居士主法三時繫念法會,請問在有夫妻生活的情況下可以主法嗎?女性可以主法嗎?

答:佛在經上沒有說有夫妻的時候不能主法,也沒有說女性不能主法。「依法不依人」,我們的依據是佛的經典。重要的是主法的人有沒有功德,也就是修持功夫。如果主法的人沒有真正修持,做這個法來超度鬼神,鬼神是得不到利益的。故我們要重視的是主法者是否真正有德行,真正有修持,不重視男眾女眾、在家出家。維摩居士示現的是在家佛,他有夫人、有家庭,這是告訴我們在家能成菩薩也能成佛,事事無礙,理事無礙。

  《金剛經》講「無我見,無人見,無眾生見,無壽者見」,見是念頭、見解,念頭都沒有、都不生。所以現相也是法爾如是,自自然然的,眾生有感,佛菩薩就有應。故要身心放下,六根所接觸的這個境界,知道是幻相,所謂「妙有非有,真空不空」,就是要心地清淨一塵不染,沒有煩惱執著分別,你才能得清淨心。當一絲毫執著都沒有,這才能夠契入聖人的境界,才能恢復我們自己的本來面目。故自己具足真誠清淨平等正覺慈悲,就能在三時繫念的法會來主法,鬼神決定得利益。21-274-0001