Kamis, 10 Juli 2014

Sila 01



­­­Tanya Jawab Seputar Sila 01

Pertanyaan :

Saya pernah melihat seorang Bhiksuni melakukan kesalahan, saya langsung menyalahkannya, menasehatinya agar bertobat. Bhiksuni ini tidak sudi menerimanya dan membenciku. Apakah tindakanku ini ada dosanya?

Master Chin Kung Menjawab :

Untuk sementara waktu jangan bahas dulu mengenai dosa atau tidak, namun anda telah berbuat salah. Dimana letak kesalahannya? Tidak tahu tata krama, tidak tahu menjaga jalinan hubungan yang baik dengan orang lain, dalam menasehati juga ada tata kramanya, tidak boleh menasehati orang lain di hadapan orang banyak. Setiap orang memiliki harga diri, perlakuan anda terhadapnya telah melukai harga dirinya. Dalam hal mengajari muridnya, sang guru juga menutup pintu ruangan, sehingga tidak ada pihak ketiga yang mendengarnya, ini barulah disebut benar-benar menyayangi dan melindunginya. Orang yang melakukan kesalahan akan menerima wejanganmu, sepanjang hidup akan berterimakasih padamu.

Di dalam kitab Li Ji (salah satu dari lima klasik Konfucius), juga ada disinggung bahwa di depan umum boleh mengajari anak-anak, tetapi setelah dewasa (usia dewasa bagi wanita adalah 16 tahun ke atas, pria 20 tahun ke atas), tidak boleh mengajari mereka di hadapan orang banyak, mengkritik, harus menghormati harga diri mereka, ini adalah aturan mendasar sebagai seorang manusia, seharusnya dipahami.

Andaikata orang ini tidak berada di tempat, dan anda malah membicarakan kesalahannya dengan orang lain di belakangnya, maka anda sedang menciptakan karma buruk, akibat karma buruk ini makin berat. Guru sesepuh ke-6 Aliran Dhyana, Master Hui Neng berkata “seorang praktisi sejati takkan melihat kesalahan yang diperbuat orang lain”.

Mengapa kita justru dapat melihat kesalahan orang lain? Ini juga merupakan kesalahan diri sendiri, ketika melihat dunia luar, kekotoran batin dan tabiat yang berada di dalam Alayavijnana dipikat oleh kondisi luar dan muncul keluar, beginilah kejadian sesungguhnya.

Maka itu praktisi yang tahu bagaimana cara melatih diri, saat mendengar orang lain memperbincangkan kesalahan yang diperbuat orang lain, segera menghindar dan menjauhinya, ini adalah tata krama yang diajarkan sejak jaman dulu. Senantiasa menjaga kesucian hati sendiri, ketulusan hati, hati yang tercerahkan, barulah takkan melihat kesalahan orang lain, tidak mendengar perbincangan yang memperbincangkan kesalahan orang lain, senantiasa menempatkan hati di jalur pelatihan diri.

Bodhisattva Jueming Miaoxing menasehati para praktisi : “Kurangi satu perkataan, perbanyak satu lafalan Amituofo, padamkan niat pikiran, hidupkan Dharmakaya”, ucapan ini adalah benar adanya. Terutama bagi praktisi yang benar-benar membangkitkan niat untuk keluar dari enam alam tumimbal lahir pada saat kehidupan ini juga, bahkan juga ingin keluar dari Dasa Dharmadhatu, mana mungkin punya waktu luang mendengar gosip yang sama sekali tidak berkaitan dengan kemajuan batin, melafal Amituofo lebih penting, membaca Sutra Usia Tanpa batas lebih penting. Segala hal, segala waktu, dan segala tempat, harus ingat untuk membina kesucian hati, agar setiap niat pikiran adalah terjalin dengan jalur pelatihan diri.


 問:我曾經見到一位出家比丘尼犯過失,我當眾指責她,勸她要懺悔。這個比丘尼不服,對我非常怨恨。請問我有沒有罪過?

答:罪過不罪過暫且不論,你這件事做錯了。錯在什麼地方?不懂禮節,不懂人情世故,勸過有勸過的禮節,決定不能在大庭廣眾之下勸人改過,人都有面子,你這樣對她的自尊心產生很大的傷害。老師教訓學生都關著門教訓,沒有第二個人聽見,這才是真愛護。做錯事的人接受教訓,會一生感激你。

《禮記》也有提到,在一般人面前可以教童子、未成年人,成年之後(女子十六歲以上、男子二十歲以上),不可以當眾教訓、批評,要尊重他的自尊心,這是做人的基本道理,應當要懂。

如果這個人不在,你在背後跟別人說他的過失,你是造罪業,這個罪過更重。六祖惠能大師講得很好,「若真修道人,不見世間過」。為何會見到世間過?是自己的過失。看到外面境界,自己阿賴耶識裡的煩惱習氣被這個境界勾引起現行,就是這麼回事情。因此,一個善學、會修行的人見到、聽到過失,趕快避開,這都是古禮教導我們的。常常保持自己的清淨心、真誠心、覺悟心,才能不見過、不聞過,把心住在道上。

  覺明妙行菩薩勸人:「少說一句話,多念一聲佛,打得念頭死,許汝法身活」,這話說得對。特別是一個真正發心,想在這一生不但出離六道,還要出離十法界的人,哪有時間去接觸這些不相干的外緣,還是念佛要緊,讀誦大乘要緊。一切事、一切時、一切處,要知道養自己的清淨心,讓自己念念與道相應,這就對了。20-013-0623